Beberapa bulan yang lalu, saya berkesempatan untuk datang dan meliput satu-satunya Sekolah PAUD yang berada di Kampung Cibungur, Kabupaten Bandung. Saya cukup senang dan sedih saat meliput sekolah ini.
Kampung Cibungur ini berdekatan dengan sungai Citarum. Pada saat hujan besar turun, pasti daerah tersebut akan terkena banjir karena sungai Citarum yang mulai naik. Maka dari itu pada saat banjir melanda, banyak anak-anak yang tidak dapat sekolah karena akses jalan yang tertutup. Akan tetapi ada anak yang punya semangat sekali untuk sekolah, mereka akan tetap melewati air untuk bisa datang ke sekolah.
Sekolah Tunas harap Cibungur
Sekolah Tunas Harapan Cibungur (STHC) ini dapat berdiri karena suatu kerinduan seorang Ibu yang tinggal di daerah tersebut. Selain daerah ini sering terkena banjir, sekolah PAUD atau TK cukup jauh dari Kampung ini. Mereka harus menyeberangi sungai dan kendala lain tidak ada perahu yang stand by untuk mengantarkan mereka, dan juga anak-anak usia dini (0-6 tahun) tidak ada kegiatan yang lebih berorientasi pada pendidikan. Permasalahan lain yang ada di daerah ini adalah banyaknya anak SD dan juga SMP yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena kurangnya biaya dan tidak adanya motivasi.
Dari permasalahan tersebut, akhirnya Ibu Melanie Emma selaku Kepala Sekolah STHC memberanikan diri untuk mendirikan sekolah di Kampung Cibungur. Pada 14 Juli 2014, STHC resmi beroperasi dan mulai kegiatan belajar mengajar hanya dengan 9 orang murid yang terdaftar dan yang aktif 7 orang murid dengan tenaga pengajar 2 orang. Setelah 1 tahun berjalan, warga pun sangat antusias dengan adanya sekolah ini murid pun bertambah. Karena melihat murid yang semakin banyak, akhirnya Ibu Melanie menguruskan perizinan ke Diknas dan UPT Kecamatan. Tetapi megalami kendala dalam pengurusan ini, sekolah harus berjalan selama 2 tahun dan beberapa persyaratan lainnya. Salah satu diantaranya, Kepala Sekolah harus lulusan S.Pd, sedangkan Ibu Melanie hanya seorang lulusan Management yang memiliki kerinduan adanya sekolah di daerah tempat tinggalnya. Akan tetapi dengan adanya niat baik ini, beliau pun diberikan rejeki untuk bisa mengambil kuliah kembali dengan jurusan PG PAUD.
Fasilitas Sekolah Tunas Harapan Cibungur
Murid-murid yang bersekolah di STHC, di kenakan biaya Rp 2.000,-/hari. Uang ini dipakai untuk biaya operasional belajar dan mengajar. Sedangkan gaji guru di bantu oleh Yayasan. Tetapi fasilitas di STHC cukup lengkap dan sudah selayaknya mendapatkan perizinan untuk beroperasi. Fasilitas ini bukan hanya dari Yayasan, tetapi banyak orang-orang yang bergerak hatinya untuk menyumbang agar terbangunnya sekolah ini. Berikut fasilitas yang di sediakan oleh STHC, yaitu :
- Taman Bermain. Dengan adanya taman bermain ini, anak-anak dapat melatih motorik kasarnya dan juga belajar untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya.
- Ruangan Kelas. Sudah terdapatnya 2 ruangan belajar untuk kelas Kecil dan TK B.
- Mainan Edukatif. Banyaknya mainan yang sangat mengedukasi. Anak-anak dapat belajar untuk memecahkan suatu masalah dari permainan tersebut.
- Banyaknya Buku Bacaan. Buku bacaan ini sangat penting untuk anak usia dini, karena melatih mereka untuk membaca dan menceritakan kembali apa yang sudah mereka lihat walaupun mereka belum bisa membaca.
- Wastafel. Ada tempat untuk anak-anak mencuci tangan sesudah bermain atau sebelum melakukan aktifitas makan.
- Kamar Mandi. Kamar mandi ini juga cukup penting karena sekolah yang baik adanya fasilitas kamar mandi, di samping itu anak-anak dapat belajar sendiri untuk bisa ke kamar mandi sendiri.
- Bak Pasir. Tempat favorit anak-anak untuk bermain pasir dan dapat melatih motorik halus mereka.
- Multi Media. Walaupun hanya menggunakan 1 buah lap top dalam proses mengajar, tetapi dapat membantu anak-anak dalam penyampaian pelajaran. Karena anak usia dini akan cepat menangkap secara visual.
Kegiatan Sekolah Tunas Harapan Cibungur
Kegiatan STHC ini hampir sama seperti sekolah PAUD lainnya, yaitu :
- Berdoa Sebelum Memulai Belajar
- Bernyanyi Bersama
- Bermain Bersama Untuk Belajar Bersosialisasi
- Belajar Bahasa Inggris
- Melatih Motorik Kasar dan Halus
- Membaca Buku
- Makan Sehat Seminggu Sekali
- Outing
- Berolahraga
Makan Sehat Seminggu Sekali
Untuk di Sekolah yang lain pasti sudah biasa dengan makan sehat. Akan tetapi, untuk Kampung Cibungur ini sangat susah untuk bisa menikmati makan sehat dalam sehari-hari. Maka saat mereka sekolah, sangat senang karena bisa menikmati makanan sehat walaupun hanya dengan menu buah dan susu saja. Banyak sekali orang-orang Kota yang menyumbang untuk makanan mereka setiap minggu. Saat mendengar ini, secara pribadi saya tergerak untuk bisa menyumbang makanan untuk mereka.
Membaca Buku
Banyak sekali buku yang terdapat di STHC, bukan hanya dalam waktu sekolah saja anak-anak bisa membaca buku. Akan tetapi, anak-anak bisa membaca buku di sini karena Ibu Melanie juga membuka taman buku bacaan.
Aktifitas Melatih Motorik Kasar dan Halus
Untuk usia dini sangat penting untuk melatih motorik kasar dan halus. Maka dari itu harus dilatih dari sedini mungkin. Banyak aktifitas yang mereka lakukan, yaitu bermain pasir, merangkak, merayap, memindahkan barang, dan melatih panca indera.
Outing
Ada yang unik dari STHC ini, mereka melakukan outing tetapi harus melakukan aksi menabung selama 2 bulan. Ada sisi positif dari aksi ini, mereka belajar menabung untuk bisa mendapatkan sesuatu yang membuat mereka senang, yaitu jalan-jalan bersama teman-teman dan guru mereka.
Kelulusan Sekolah Tunas Harapan Cibungur
Sekolah Tunas Harapan Cibungur sudah meluluskan 14 murid untuk masuk Sekolah Dasar (SD), tahun pertama ada 4 anak, tahun ke-2 ada 3 anak, dan tahun ke-3 ada 7 anak. Selama belum keluarnya perizinan, STHC mengeluarkan ijasah dengan cara menginduk ke Sekolah Kreatif Harapan Bangsa di Sedarmanah Cimahi.
Harapan untuk Sekolah Tunas Harapan Cibungur
Tentunya seorang Kepala Sekolah mempunyai harapan agar banyaknya anak-anak di Kampung Cibungur, Bojongsoang, Bale Endah, bisa menikmati masa-masa indah di pendidikan usia dini serta dpat rangsangan atau stimulasi yang baik dan cukup untuk perkembangan mereka di masa usia emas ini. Dan harapan jangka panjang bahwa generasi muda di daerah ini menjadi generasi yang berjuang dalam bidang pendidikan dan generasi damai dimana pun mereka nanti tinggal.
Adapun harapan untuk Ke depannya untuk sekolah ini adalah bisa dapat izin operasional agar bisa mandiri secara keuangan juga pengelolaan administrasi yang baik juga kualitas pendidikannya dapat di perbaharui sesuai keebutuhan anak-anak di jamannya.
Harapan Sekolah Tunas Harapan Cibungur Kepada Pemerintah
Kepala Sekolah Tunas Harapan Cibungur mempunyai harapan juga kepada Pemerintah agar terus mendukung Lembaga Pendidikan agar kualitas manusia di Daerah ini dapat ditingkatkan menjadi pekerja atau pengusaha dan tidak berhenti di Level Buruh.
Secara pribadi saya sangat senang dapat meliput sekolah di daerah terpencil seperti di Kampung Cibungur ini. Karena setiap tahun semakin banyak muridnya, untuk tahun ini ada 32 murid yang tercatat dan yang aktif 26 anak, dan tenaga pengajar yang bertambah menjadi 4 Orang Pengajar. Semoga ada solusi untuk banjirnya di Sungai Citarum dan semakin banyaknya orang tua yang dapat terbuka wawasannya untuk bisa membawa anaknya bersekolah demi masa depan mereka.
Apakah di daerah sekitar tempat tinggal teman-teman ada sekolah yang serupa dengan STHC? Atau mungkin teman-teman juga berkeinginan untuk berbagi dengan sekolah ini atau sekolah di daerah terpencil di wilayah kalian? Berbagai cerita yuukk di kolom komentar.
Sekolah Tunas Harapan Cibungur
Kampung Cibungur Rt.08/Rw.04
Desa Bojongsari-Kabupaten Bandung
Map : Sekolah Tunas Harapan Cibungur
Bener jata Mba Egy, membaca tulisan ini saja membuat saya senang, sedih sekaligus prihatin dengan kondisi pendidikan di negara kita yang belum merata. Salut untuk para guru dan tenaga pendidik lainnya yang mau mengabdikan dirinya sepenuh hati. Semoga anak-anak tetap semangat meski dalam keterbatasan ya…
benar mba, sekalinya ada sekolah tapi jarak yang tidak memadai.
semoga pemerintah bisa membuka mata untuk pendidikan. karena anak2 adalah aset bangsa 🙂
Wahhh, pejuang pendidikan yang sudah jarang ditemukan. Di tempat saya PAUD sebulan orangtua ditarik iuran minimal 8ribu aja masih ada yang ngedumel mbak. Padahal seminggu masuk 3x, berarti sebulan kan 3×4 kan ya, 12x pertemuan. Bayangkan 8ribu/12 ada berapa. Ckckck…
Terimakasih sharingnya mbak!
aduh padahal biaya yang dipungut itu hanya untuk bahan mengajar saja, belum untuk membayar pengajar. pemikiran orang tua yang harus di rubah.
Mbak Egy terima kasih sudah sharing tentang sekolah paud di kampung cibungur ini.
Salut saya dengan pengelolanya.
Kalau di Pemprov DKI, PAUD ini sudah jadi keharusan dimiliki tiap kelurahan. Jadi ada bantuan dana operasional termasuk honor pengajar. Bahkan di kelurahan Joglo,tempat tinggal saya, tiap RW ada PAUDnya. Semoga Jawa Barat dan propinsi lain segera menyusul ya..Biar lebih banyak anak-anak yang menikmati pendidikan usia dini.
amin. wah di Jakarta sudah mulai merata ya pendidikannya. semoga di Bandung bisa mengikuti, karena kasihan anak2 yang mau belajar.