Loading...

jeanettegy.com Family atau keluarga adalah tempat di mana kita di lahirkan dan bertumbuh di dalamnya. Keluarga juga tempat kita bernaung dalam suka maupun duka. Karena keluarga adalah tempat kita bernaung, maka harus adanya komunikasi yang terbangun dalam keluarga. Bagaimana kita bisa saling mengenal antara ayah – ibu, orang tua – anak tanpa adanya komunikasi? Jadi komunikasi itu sangat penting sekali dalam keluarga, tetapi yang sering sekali terjadi adalah sulitnya untuk berkomunikasi. Bahkan sebagian orang tua saat ini sangat sulit untuk berkomunikasi dengan anaknya yang mulai beranjak dewasa.

Pada hari Minggu, 18 Februari 2018 kemarin. Kami sekeluarga pergi beribadah di CLCC Bandung. Pada hari itu tidak ada Kotbah, hanya sharing dari keluarga Gembala Kami, Pastor Andi beserta istri (K Nining) dan anaknya (Cha cha). Bagus banget sharingnya, benar – benar itu yang sedang dibutuhkan oleh keluarga saat ini. Saya sendiri pun sangat ‘tertampar’ dan diingatkan untuk berubah secara pribadi. Saya akan share kembali apa yang sudah saya dapat dari sharing tersebut.

Tidak Ada Rumput Tetangga Yang Lebih Hijau

Pic: Pexels.com

No Perfect Family, No Best Way Untuk Mendidik Anak, dan apa yang Kita tabur akan dituai” – Ko Andi Setiawan-

Hari minggu kemarin Pastor Andi bilang, tidak ada keluarga yang sempurna. Setiap keluarga ada kekurangan dan kelebihannya. Maka tidak ada istilah ‘Rumput tetangga lebih hijau‘. Dan juga tidak ada cara yang terbaik untuk mendidik anak, karena tidak ada metode yang tepat untuk itu. Setiap anak itu mempunyai karakter yang berbeda dan unik, jadi tidak bisa melakukan didikan yang sama untuk setiap anak. Maka dari itu kita harus dekati dan kenali masing – masing anak, agar tau metode apa yang akan dipakai.

Dan apa yang kita tabur saat anak – anak masih kecil, akan kita tuai pada saat mereka besar nanti. Jadi mulailah untuk belajar mengerti dan memahami mereka tidak hanya menuntut ego kita saja. Mungkin pada prakteknya tidak mudah, tetapi jika kita mengandalkan Tuhan pasti semuanya dapat teratasi.

Hal – hal Yang Membuat Anak Enggan Berkomunikasi

Pic:Unsplash.com

Kemarin kita mendengar Cha – cha (anak dari Ko Andi dan K Nining) mengutarakan harapan sebagai anak terhadap orang tua. Buat dia pribadi komunikasi dengan orang tuanya tidaklah masalah, tetapi pada saat berkomunikasi selalu ada masalah. Jadi dari sisi anak, hal – hal yang membuat mereka enggan untuk berkomunikasi dengan orang tua adalah :

  • Ada rasa canggung, bingung, takut untuk bercerita. Karena tidak terbiasa dari kecil.
  • Kurang nyambung dan tidak merasa nyaman. Karena perbedaan sudut pandang (zaman dulu dengan zaman now).
  • Ada sesuatu hal yang penting menurut anak, tetapi menurut orang tua tidak penting. Misalnya, pada saat anak sudah membuat janji dengan temannya untuk pergi bersama, 2 minggu yang lalu. Tetapi sehari sebelum pergi, orang tuanya meminta untuk mengikuti acara keluarga dan minta untuk membatalkan pertemuan dengan temannya. Itu akan membuat anak kesal karena sudah janji pergi bersama temannya 2 minggu yang lalu, tapi sehari sebelumnya orang tua meminta untuk membatalkannya. Anak akan lebih senang untuk saling menghargai keputusan dan agenda mereka. Untuk masalah Hobi itu pun sangat penting untuk anak, karena hobi adalah tempat anak untuk mengasah kemampuan dan mengeksplorasi sesuatu yang baru.
  • Orang tua sering kali memaksakan kehendak. Pada saat anak ingin meminta pendapat, tetapi orang tua langsung menasehati dan mengarahkan.
  • Kita sebagai Orang tua sering kali tidak mengerti kondisi anak. Misalnya, pada saat anak cape pulang sekolah tetapi orang tua memaksa untuk mengobrol.
  • Terkadang orang tua tidak dapat di percaya. Misalnya, pada saat anak bercerita atau curhat , curhatan itu bisa bocor pada keluarga besar.

Harapan Anak Pada Orang Tua

Pic: Pexels.com

Bukan hanya orang tua yang mempunyai harapan terhadap anak, tetapi anakpun punya harapan terhadap orang tua. Ini adalah harapan anak pada orang tua, yaitu :

  • Jika ada masalah, anak berharap adanya komunikasi 2 arah, adanya diskusi, dan orang tua mau mendengar pendapat anak.
  • Anak berharap kita menjadi teman, dapat di bawa untuk bercanda, hang out bersama, dan dapat saling bercerita.
  • Orang tua bisa menyediakan waktu dan mengerti kondisi anak.
Pic: Pexels.com

Dengan harapan tersebut kita bisa mulai mengerti apa yang anak inginkan. Kita sebagai orang tua pasti ingin anak kita bisa selalu bercerita dan berkomunikasi sampai mereka besar nanti. Mari kita mencoba untuk mulai bercerita duluan, agar mereka terbiasa untuk bercerita juga pada kita dan bisa menjadi teman buat anak kita. Kita juga harus membedakan cara berkomunikasi saat mereka masih kecil dan mereka sudah dewasa nanti.

Pada umumnya saat mereka masih kecil, mereka lebih suka ditanya secara detail. Tetapi pada saat mereka sudah beranjak dewasa, mereka tidak suka ditanyai secara detail. Dan mereka senang jika diberikan kepercayaan.

Yang Harus Orang Tua Lakukan

Pic: Pexels.com

Selanjutnya, reaksi atau pemikiran yang muncul dari kita sebagai orang tua sangat berpengaruh dengan apa yang harus kita lakukan. Maka orang tua harus belajar untuk turun ke dalam dunia anak. Sebagai orang tua, kita perlu belajar beberapa hal, yaitu :

  • Belajar untuk mengerti.
  • Berusaha untuk mendekati.
  • Mencoba untuk memulai.
  • Memperlajari dunia anak.

Singkatnya, kita sebagai orang tua sudah pernah berada di posisi anak, tetapi anak belum pernah berada di posisi orang tua. Jadi kita sebagai orang tua harus mengerti anak – anak, walaupun itu bukan sesuatu yang mudah. Dan orang tua harus belajar untuk menghargai anak sebagai ‘Pribadi’, maka ego kita orang tua harus di kalahkan. Jika orang tua mengalahkan ego, hasilnya akan ada komunikasi yang terjalin.

Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Orang Tua

Pic: Pexel.com

Selain itu, ada beberapa hal yang harus orang tua perhatikan untuk kita bisa berkomunikasi dengan anak, yaitu :

  1. Komunikasi harus dibangun  secara personal. Karena setiap anak punya pendekatan yang berbeda. Untuk mengenali mereka, kita harus memberi sentuhan secara pribadi atau personal.
  2. Diusahakan komunikasi dibangun sedini mungkin, tidak ada kata terlambat.
  3. Dengan suasana yang nyaman, komunikasi dapat terbangun. Orang tua tidak mengurui dan menasehati, secara tidak sadar itu adalah agenda orang tua. Kita harus mengambil posisi sejajar (mendengar dahulu sebagai teman), dengan bahasa penerimaan (jangan banyak menuntut). Apapun yang di sampaikan anak kita terima sebagai informasi yang berguna, mendengar dengan aktif, dan hindari hukuman dan ancaman.
  4. Komunikasi harus dibangun bersama, suami dan istri harus bangun komunikasi dengan anak. Tidak ada batasan gender, karena suami dan istri punya porsi yang berbeda. Misalnya, pada saat anak perempuan kita ingin mengalami ‘Haid‘. Bukan hanya istri saja yang menjelaskan tentang ‘Haid‘ tetapi suami juga harus menjelaskan hal tersebut dari sudut pandang laki – laki.

Hal yang paling terpenting sebagai orang tua adalah kalahkan ‘EGO’, untuk mengenal dan mengerti anak. Dan balasan anak jika orang tua sudah menurunkan ego, anak harus belajar untuk Respect kepada orang tua.

Semua Di Mulai Dari Hati

Segala sesuatunya di mulai dari hati kita. Kalau hati kita tidak tenang, semua tidak akan tenang. Kalau hati kita senang, semua akan tenang. Kebahagian tidak ditentukan oleh Situasi / Respon / Pendapat orang lain. Kebahagian ditentukan dari keputusan kita, kita ingin membangun dan mengisi hati kita dengan hal yang baik dan positif atau tidak?

Bagaimana kita tau kalau hati kita sudah memikirkan hal – hal positif tentang keluarga kita? *Renungkan Ini* :

  1.  Jika sekarang kita harus ingat pasangan, anak, atau orang tua kita. Apa yang kita bayangkan tentang mereka?
  2. Bayangan apa yang keluar? Keluh kesah atau Syukur? Kelebihan atau Kekurangan?

Jika yang muncul keluh kesah atau kekurangannya maka hati kita akan penuh keluh kesah, mulut kita akan mengeluarkan kritik, tuntutan, dan bahasa tubuh kita akan muncul ketidak sukaan. Maka benerin dulu pikiran dan hati kita.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, Karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amsal 4 : 23

 

Jujur setelah mendengar ini saya sangat tertampar sekali. Karena ternyata hati saya masih belum benar, makanya komunikasi sering sekali tidak lancar dengan suami maupun anak. Tetapi sekarang setelah mendengar ini, saya mau belajar untuk berubah walaupun tidak mudah. Tapi saya percaya dengan kekuatan dan kemampuan dari Tuhan pasti saya bisa melakukannya. Karena saya mau mempunyai komunikasi yang lancar dengan keluarga saya, dan saya tidak kesulitan pada saat anak saya besar nanti.

Bagaimana dengan teman – teman? Apakah mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak atau suami? Berbagi pengalamannya yuuk di kolom komentar, supaya kita bisa sama – sama sharing dan berbagi pendapat 🙂

 

21 Replies to “Pentingnya Komunikasi Dalam Keluarga”

  1. ปั้มไลค์ says: July 28, 2020 at 9:14 pm

    Like!! I blog quite often and I genuinely thank you for your information. The article has truly peaked my interest.

  2. Nabilla Putri says: March 3, 2018 at 7:44 am

    Setuju banget mba, komunikasi di keluarga juga selalu aku kedepankan. aku punya pengalaman pribadi susah komunikasi dengan ayah dan ibuku, nggak mau banget kalau nanti anakku juga begitu :’D

  3. Glentina Pasaribu says: March 1, 2018 at 4:15 pm

    Iya setuju mba. Komunikasi yang baik dengan anak memang harus mulai dibina dari kecil. Biar nanti saat besar, anak sudah terbiasa cerita apa adanya ke kita orang tua nya.
    Saya sama suami juga slalu berusaha jadi teman terbaik untuk anak-anak.
    Nice sharing mba (“,)

  4. Damar Aisyah says: February 27, 2018 at 1:26 pm

    Hallo Mbak Egy, salam kenal ya. Akhirnya bisa komen di blog Mbak. Masalah komunikasi memang masalah klasik hubungan dalam keluarga. Nggak hanya anak dan orang tua, suami istri pun kerap kena imbasnya. PR banget ini untuk keluarga saya, bagaimana agar komunikasi yang kami pupuk sejak kecil ini bisa belranjut hingga mereka dewasa kelas. Nice sharing

  5. Dawiah says: February 25, 2018 at 9:01 pm

    Anak adalah aset kita yang paling berharga, maka sudah sepatutnya orang tua menjaga mereka. Senantiasa berkomunikasi dengan baik akan membuat anak merasa memiliki orangtua dan keluarga yang sesungguhnya. Inspiratif.

  6. Reyne Raea says: February 24, 2018 at 11:51 pm

    Benar banget mba, komunikasi dengan anak harus di bangun sejak dini, saya selalu berusaha untuk menjaga cinta anak ke saya agar nantinya lebih mudah memancing dia selalu terbuka dengan saya 🙂

  7. Muyassaroh says: February 24, 2018 at 3:13 pm

    Bermanfaat sekali, Mbak..bahkan yang kembar pun tak pernah sama..anak2 memang punya karakter beda2 dan unik..

    1. Jeanette Agatha says: February 25, 2018 at 7:54 pm

      betul sekali mba. setiap anak punya karter yang berbeda 🙂

  8. Srie Ningsih says: February 24, 2018 at 12:39 pm

    Komunikasi mah penting bingit, tp hrs dibiasain dr anak2 kecil. Awalnya aku yg mancing tanya kegiatan dia disekolah. Biasa wkt makan malam kita bertukar cerita. Lucunya si ade, klo pulang sekolah udah ga tahan mau cerita dia tlp deh ke kantor aku. Maklum blm ada hp dulu….sampe skrg jd terbiasa cerita semua.

    1. Jeanette Agatha says: February 25, 2018 at 7:56 pm

      enak sekali yaa bu kalau anak2 bisa bercerita dengan kita. kita pun tidak terlalu was-was saat mereka pergi 🙂

  9. merida merry says: February 24, 2018 at 6:29 am

    Bahasannya bagus mba.
    Saya setuju dg yg mba egy bilang, beda anak beda karakter, dan pola didiknya juga pasti beda. Tdak semua Teori parenting bisa diterapkan pada anak. Dan komunikasi adalah salah satu jalan terbaik bg org tua utk mengenali karakter anaknya dg baik. Tfs mba.

    1. Jeanette Agatha says: February 25, 2018 at 8:09 pm

      sama2 mba 🙂
      memang komunikasi itu sangat penting 🙂

  10. Yasinta says: February 24, 2018 at 12:36 am

    Komunikasi emang penting banget ya teh dalam keluarga juga dalam hubungan. Terutama dengan anak, dan kalau sedari kecil udah bagus komunikasinya nanti udah besar tinggal meneruskan yaa teh.

    Semangat jadi orangtua yang mendengar dan mengerti \m/

    1. Jeanette Agatha says: February 25, 2018 at 8:11 pm

      iyaa betul banget, pokoknya dari sedini mungkin 🙂
      ayoo semangat, aku juga masih terus belajar 🙂

  11. indiRa says: February 23, 2018 at 10:46 pm

    Lengkap yaa Mbak Jean, saya masih berusaha keras menjalin komunikasi dengan anak. Kontak matanya masih minim sekali, semoga kelas bisa berdiskusi dan saling bicara apa saja? Aaah saya rinduuuuu sekali.

    1. Jeanette Agatha says: February 25, 2018 at 8:13 pm

      semangat yaa mba dira sayang :*
      egy juga masih belajar untuk berkomunikasi dengan anak mba 🙂

  12. Anggraeni Septi says: February 23, 2018 at 10:41 pm

    Membaca tulisan ini bikin refleksi untuk fokus ke dalam, fokus pada kekuatan dan keunikan keluarga. Makasih sharingnya ya mbak. Bagus banget tulisannya

  13. Dian Restu Agustina says: February 23, 2018 at 8:35 pm

    Masalah komunikasi dengan anak ini, Mbak..seperti saat ini sulungku sudah SMP..dan kita harus pinter-pinter cari sela dan cara agar dia mau cerita. Kadang makin besar dia akan makin menutup diri atau merasa ada hal yang enggak perlu diceritakan, padahal sebagai Ibu tentu aku mau tahuuuu..huhuhuhu 😀

    Btw, ulasan yang menarik:)

    1. Jeanette Agatha says: February 23, 2018 at 9:14 pm

      betul banget mba dian. kita harus bisa menjadikan mereka seperti teman, mau mendengarkan keluh kesah mereka. dan tutup dulu agenda (langsung memberi nasihat, ini secara tidak sadar loh) kita, supaya kita bisa masuk ke dalam dunia mereka.

      semangat mba dian :*

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This field is required.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*This field is required.