Hallo, bertemu lagi dengan saya. Bagaimana kabarnya? Semoga Anda dan keluarga sehat selalu,ya. Saat ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman pergi ke Pabrik Ajinomoto yang ada di Karawang. Event Blogger Goes to Ajinomoto Factory ini berlangsung pada tanggal 7 November 2018. Kami yang berangkat dari Bandung kumpul di Hay Hotel Bandung jam 07.00, dengan jumlah sekitar 20 orang yang berangkat sisanya ada yang langsung ke lokasi.
Setelah perjalanan selama dua jam lamanya, akhirnya kami sampai di Pabrik Ajinomoto. Saya sangat terpaku karena luasnya pabrik ini dan terbagi-bagi divisi, untuk pembuatan Sajiku, Saori, dan Masako. Sampai disana, kami langsung diarahkan ke Kantin Karyawan untuk mendengarkan arahan sebelum mulai berkunjung ke setiap devisi pabrik.
Ternyata Ajinomoto memproduksi roti juga, lho. Sudah lebih dari 20 tahun Ajinomoto Jepang memproduksi roti. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2016, baru resmi berdiri untuk Bakery nya. Salah satu hasil pembuatan rotinya disajikan untuk kami para Blogger. Roti yang disajikan dengan kondisi dingin, rasanya pun cukup enak, buat saya satu porsi roti itu cukup membuat saya kenyang. Simak terus keseruan Blogger Goes to Ajinomoto Factory, yuk.
Baca Juga : Blogger Gathering Ajinomoto
Briefing Before Goes to Ajinomoto Factory

Sebelum kita memulai pergi untuk melihat pabrik Sajiku, Saori, dan Masako, ada pengarahan jika terjadi sesuatu saat di dalam pabrik. Pemberitahuan area yang diperbolehkan untuk mengambil gambar dan tidak boleh. Tidak boleh makan dan minum di area pabrik, dan harus berjalan di area yang sudah ditentukan oleh pabrik.
Tahukah Anda, menurut data pada September 2018 jumlah karyawan yang bekerja di Pabrik ini adalah hanya 685 orang. Karena sebagian besar untuk produksi sudah menggunakan mesin, jadi jumlah karyawan semakin sedikit.
Pabrik Saori

Pada tahun 2014, Saori dapat memproduksi 3.600.000 KL/tahun, ini menurut data yang ada pada Pabrik Ajinomoto. Sori mempunyai 3 pilihan saus, yaitu Saus Tiram, Saus Teriyaki, dan Saus Asam Manis. Untuk Saori Saus Tiram dibuat dengan ekstrak Tiram asli yang diimpor dari negara asala penghasil Saus Tiram. Sedangkan Saori Saus Teriyaki ini merupakan saus khas negara Jepang, yang memiliki rasa yang unik dan istimewa, serta cocok untuk lidah orang Indonesia. Dibuat dengan kecap ala Jepang yang khusus untuk Saori dan rempah pilihan, selain itu tidak mengandung alkohol. Dan yang terakhir yaitu Saori Saus Asam Manis, yang dibuat dengan buah-buahan segar dan bumbu pilihan.
Cara Pembuatan Saori

Berikut adalah cara pembuatan Saori, yaitu :
Persiapan
Sebelum melakukan produksi, bahan-bahan ditimbang dengan takaran yang tepat untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang standar dan terbaik.
Pengadukan
Setelah bahan-bahan disiapkan sesuai dengan takaran, kemudian diaduk sampai merata. Proses ini menggunakan mesin, bukan lagi menggunakan tenaga manusia.
Pemanasan
Bahan-bahan yang telah diaduk menjadi rata, kemudian dipanaskan dengan suhu yang tepat. Proses pemanasan ini harus sesuai suhunya, supaya kualitas produk yang dihasilkan jadi lebih baik.
Pendinginan
Saori yang telah melalui proses pemanasan, kemudian didinginkan agar siap untuk dimasukkan ke dalam kemasan.
Penangkapan Logam dan Penyaringan
Saori yang sudah didinginkan, harus melewati ke “metal catcher” dan “filter” untuk memastikan tidak ada benda asing yang ikut terbawa.
Pengemasan
Setelah melewati proses penyaringan, Saori siap untuk di kemas. Untuk proses ini membutuhkan tenaga manusia, karena mereka harus mensortir kemasan yang tidak sesuai dengan standar.
Pengepakan
Selanjutnya Saori dimasukkan dalam karton box untuk mempermudah penanganan selama proses distribusi dan melindungi kualitas produk hingga ke tangan konsumen.
Nah, itu dia keseruan kami selama ada di divisi pabrik Saori. Tempatnya cukup bersih, rapih, informasi lengkap di dinding, dan ada beberapa resep yang terpajang beserta contoh hasil resepnya.
Baca Juga : Pucuk Coolinary Festival
Pabrik Masako

Saat memasuki pabrik ini, aku langsung mau makan bakso, hihihi. Menurut data yang ada pada Pabrik Ajinomoto, pada tahun 2012 Masako dapat memproduksi 49.000 ton/tahun. Masako memiliki dua pilihan rasa, yaitu Sapi dan Ayam.
Cara Pengolahan Masako Ayam

Setiap harinya pabrik menerima kiriman dari Rumah Potong Hewan sebanyak ribuan kilogram dan siap untuk diproses. Setelah ayam dicuci bersih, dimasak menggunakan autoklaf dengan temperature dan tekanan uap yang tinggi. Proses memasak menggunakan autoklaf juga berfungsi sebagai sterilisasi untuk membunuh mikroba jahat. Hampir semua proses produksi Masako menggunakan mesin otomatis. Namun ada proses yang harus dilakukan secara manual dengan tangan manusia, yaitu proses memisahkan daging ayam dari tulangnya.
Lalu proses penggilingan bertujuan untuk mendapatkan ukuran daging ayam yang lebih kecil dan seragam. Setelah itu masuk dalam proses pemasakan dan pencampuran, dimana proses ini daging ayam yang sudah digiling dicampur dengan air kaldu dan bumbu lainnya. Dan masuk dalam proses pengeringan yang berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam ekstrak daging. Sehingga menurunkan resiko cemaran mikroba.
Tahap selanjutnya adalah pengayakan, pengemasan, dan pengemasan dalam box karton. Saat berada di tempat ini juga sama dengan pabrik Saori, yaitu terdapat informasi yang lengkap pada dinding.
Cara Pengolahan Masako Sapi

Sama seperti proses yang rasa ayam, daging sapi yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan langsung dicuci dan siap diproses. Tujuan dari proses pencucian daging sapi yaitu untuk menurunkan atau menghilangkan sisa darah yang masih tertinggal. Proses ini dilakukan secara otomatis untuk menghindari masuknya kontaminan.
Setelah itu, dilanjutkan dengan proses penimbangan dan penggilingan. Kapasitas untuk penggilingan daging sapi ini cukup besat, yaitu sekitar 600 kg/jam. Proses selanjutnya yaitu pemasakan dan pencampuran. Pada proses ini daging sapi yang sudah digiling, dimasak, dan dicampur dengan bumbu-bumbu rahasia.
Tahap selanjutnya yaitu pengeringan dan pendinginan, lalu pengayakan, pengemasan, dan pengemasan dalam box karton. Untuk proses pembuatan Masako rasa sapi dan rasa ayam sebenarnya hampir sama, hanya menggunakan mesin yang berbeda.
Pabrik Sajiku

Menurut data, pada tahun 2018 dapat memproduksi 24.000 ton/tahun. Proses produksi pada pabrik Sajiku ini cukup simple, yaitu melakukan penimbangan bahan-bahan dan bumbu. Lalu proses penghalusan dan pencampuran, setelah itu proses pengayakan, dan pengemasan.
Setelah proses pengemasan, dibagi menjadi dua zona. Pada zona A, produk Tepung Bumbu Sajiku akan dikemas dengan menggunakan automatic machine, multiline, dan high speed machine, dengan kecepatan 360 bungkus/mesin/menit.
Lalu masuk pada zona B, produk yang sudah dikemas akan melalui metal detector untuk memastikan tidak ada benda asing. Setelah itu, setiap produk akan ditimbang kembali untuk memastikan konsistensi berat produk. Apabila tidak sesuai, maka produk akan ditolak secara otomatis. Produk yang lolos dari metal detector akan dimasukkan ke dalam carton box.
Produk yang sudah dikemas dalam carton box akan disusun secara otomatis oleh robot palletizing. Selanjutnya jika produk lolos inspeksi akhir dan dinyatakan memenuhi standard kualitas yang ditentukan. Produksi siap untuk distribusikan ke pasar.
Baca Juga : Cheese World Pizza Hut
Perjalanan Terakhir di Pabrik Ajinomoto

Setelah kami selesai mengunjungi tiga divisi dari pabrik Ajinomoto, yaitu Saori, Masako, dan Sajiku. Kami langsung makan siang bersama di kantin karyawan. Makanan yang kami santap sama dengan semua karyawan, suananya pun sangat enak serasa menjadi bagian dari Ajinomoto ini. Makanan yang kami makan yaitu soto daging yang rasanya cukup enak, nasi, perkedel jagung, dan pisang.
Saya sangat menikmati event Blogger Goes to Ajinomoto Factory ini, karena banyak hal yang bisa saya dapatkan. Selain itu, cara pembuatannya pun sangat bersih, maka kualitas produk yang dihasilkan pun sangat terjamin.
So beautiful Post
The Best Article
seru sekali
pengen deh melihat lgs gini, cara pembuatan bumbu2 yg srg digunakan. apalagi bnyk banget mitos ttg micin yg suka disebarin org2 ga bertanggung jawab. padahal sbnrnya kali dipakai secara normal samasekali ga berefek apa2. apalagi ini toh beneran terbuat dr daging sapi ato ayam yg dijadikan bubuk ya mba :).
Aku selalu penasaran cara bikin produk penyedap makanan.Ternyata oh ternyata tak seperti yang kubayangkan